Rabu, 11 November 2015

SARASEHAN BERSAMA ORGANISASI MASYARAKAT TENTANG BANSOS DAN HIBAH KAB.MADIUN

Pada hari kamis tanggal 12 Nopember 2015 Kim Madiun mengadakan Sarasehan tentang bantuan sosial dan hibah...sesuai PP no 23 Tahun 2014......oleh karena itu masyarakat harus mengerti dan pada kesempatan ini KIM Kab Madiun. Sebagai kelompok Informasi masyarakat mengadakan sarasehan untuk memberikan informasi tentang pentingnya organisasi masyarakat yang berbadan hukum.akan tetapi saat ini ormas yang berbadan hukum sangat sulit dalam proses pengurusanya karena sampai sekarang belum ada PP dan Perbub yang jelas tentang tata cara mendapatkan ormas yg berbadan hukum.

Selasa, 20 Oktober 2015

Pelatihan SDM bidang Kominfo bagi KIM Kab.Madiun

Dalam rangka peningkatan SDM kominfo bagi kelompok KIM Kab.Madiun...maka pada hari Rabu taggal 21 Oktober 2015 di adakan pelatihan bagi seluruh perwakilan anggota KIM seluruh Kab.Madiun.....adapun Materi yg di sampaikan oleh para moderator diataranya peran penting kim bagi masyarakat...kemudian juga tentang penggalian i formasi serta penyebaran informasi

Minggu, 19 April 2015

PEKAN KIM PROVINSI JAWA TIMUR DI KAB. NGANJUK

Pada tanggal 20-24 April 2015 Kab. Nganjuk menyelenggarakan pekan KIM (kelompok informasi masyarakat) se Jawa Timur.Acara tersebut dibuka langsung oleh Bapak Gubernur Jawa Timur (Pak De Karwo),pekan Kim tahun 2015 di kab. Nganjuk di hadiri oleh seluruh perwakilan KIM kab/kota se Jawa Jimur,yang tidak kalah membanggakan buat saya saat hadir dalam pembukaan acara tersebut ialah kehadiran perwakilan peserta Kim dari hampir seluruh Provinsi se Indonesia.....
Dalam sambutanya Pak De Karwo sapaan Akrab Gubernur Jawa Timur itu" Menyampaikan kepada undangan yang hadir agar kiranya pekan Kim pada kali ini supaya lebih baik dari Kim tahun Lalu serta juga lebih bermanfaat guna memberikan Informasi bagi masyarakat.Saya sanggat bangga karena merupakan perwakilan dari Kab.Madiun untuk mewakili Kim Desa Sugihwaras Kec. Saradan,Terima Kasih kepada Bapak Kepala Dinas Info Kom Kab. Madiun yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mewakili Kab.Madiun untuk mengikuti Pekan Kim Se Jawa Timur
Demikan tadi sedikit info saat saya mengikuti pembukaan pekan KIM se Jawa Timur yang akan di laksanakan selama 5 hari.....saya akan selalu mengupdate data info saat mengikut Pekan kim tersebut biar lebih memberikan info kepada masyarakat Desa Sugihwaras Khususnya dan Kab.Madiun pada Umumnya.Terima Kasih
Pak De Karwo Saat Membuka Pekan KIM Provinsi Jawa Timur
Persiapan Panitia Pembukaan Pekan KIM Jawa Timur di Kab. Nganjuk
Bapak Wakil Bupati Kab. Madiun Beserta Pimpinan Daerah Dalam Acara Pembukaan Pekan KIM


PEMBAGIAN DANA PSKS DS SUGIHWARAS TAHUN 2015

Pada tahun 2015 ini pemerintah pusat telah mencairkan dana psks tahun 2015 dibulan april ini,dana tersebut merupakan kompensasi bagi masyarakat miskin atas kenaikan harga bbm.dan pada tanggal18 april 2015 desa sugihwaras mendapatkan giliran untk pencairan dana tersebut,sebayak 712 orang penerima dana psks hadir di balai desa.adapun pencairan dana tersebut diberikan kepada masyarakat desa sugihwaras melalui kantor pos madiun.desa sugihwaras melalui kepala desa saat memberikan informasi tentang pencairan dana tersebut menyampaikan"bahwa kami sudah siap membantu untuk kelancaran prancairan dana tersebut" karena kami tidak ingin sampai terjadi desak-desakan saat pengambilan dana psks.kami dan perangkat desa sudah menyiapakn no antrian biar semuanya lancar" kata pak sukimin(kepala desa sugihwaras).

Selasa, 14 April 2015

SARADAN TOURING CLUB

STC In PANTAI KLAYAR PACITAN
Berawal dari kata ‘tour‘ (perjalanan, wisata, tamasya), tak sedikit ‘oknum’ bikers (pengendara roda 2) yang belum memahami arti kata ‘touring‘. Sesuai dengan judul diatas, touring yang sebenarnya adalah menikmati perjalanan dari awal hingga sampai tujuan. Touring bukanlah harus kebut-kebutan dan arogansi di jalanan hanya demi memangkas waktu perjalanan bikers.
Secara pribadi, saya baru menyadari arti kata tersebut setelah mengikuti sesi sharing dan diskusi pada kegiatan touring bersama komunitas STC ( Saradan Touring Club ) Kegiatan yang diikuti Hampir 52 bikers ini, digelar pada tanggal 15-16 Maret 2014 dengan tujuan pantai Klayar,Pantai Teleng Ria Pacitan Jawa Timur
Mengusung tema ‘ YO BENe BOJO MURING SING PENTING TOURING‘, kegiatan touring ini terbilang sangat sopan dan tertib dari kacamata penilaian pribadi saya. Mereka lebih mengutamakan keselamatan berkendara daripada berpacu melawan waktu. Saling menghormati sesama pengguna jalan raya dan benar-benar santai dalam menikmati perjalanan.
“Walau berbeda tunggangan motor, bagi kami yang terpenting adalah semangat kebersamaan dan persaudaraan. Konsep pelaksanaan touring hanyalah sekedar selingan untuk menikmati liburan akhir pekan. Diluar dugaan, ternyata kegiatan ini malah di support oleh berbagai sponsor. Jadinya kami enjoy aja dalam melaksanakannya, tak perlu terburu-buru dan bahkan bisa saling mengakrabkan teman-teman yang mengikuti touring ini!” kata Bapak Camat Saradan ( Pembina STC ), saat saya menanyakan motivasi dari kegiatan tersebut.
Pada sesi sharing dan diskusi, serta pembekalan sebelum berangkat kata P.Eko yang terpenting dalam kegiatan ini adalah refresing serta kebersamaan,biar lambat asal selamat sambil tertawa hehehehehheheh

Inilah Momen-Momen STC( Saradan Touring Club ) Mulai dari Kecamatan Saradan Sampai Pantai Klayar Pacitan
Drs.M.JOHAN ARIF EFFENDY
Persiapan Touring

Mekipun Makan Seadanya yang penting kebersanaanya

Tak Ada Meja Lesehan Depan Tokopun jadi

Motor P.Lurah Sidorejo Mengalami Pecah Ban Karena Medan yg sulit

P.Sek Cam Dan P.Suwadi

P.Camat Saradan

Mampir Dulu di Pemandian Banyu Anget Pacitan

Lelah Perjalanan Mandi Achhhhhh

Makan Malam Bersama P. Camat

Jogetan Yuks.......Pantai Klayar Pacitan


Persiapan Kembali Ke Madiun

Mampir Dulu Pantai Teleg Ria

P. Sek Ngepeh Borong Cumi N Tuna

Narsis Dulu bersama STC ( Saradan Touring Club )





Kamis, 09 April 2015

BATIK MADIUN

Kabupaten Madiun terletak di wilayah Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur, Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi di barat. Kabupaten Madiun dilintasi jalur utama Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Pulau Jawa. Bagian utara wilayah Madiun berupa perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis dan Gunung Liman.

Potensi alam yang mempesona banyak menginspirasi para pengrajin batik untuk menciptakan motif batik khas Madiun. Tak banyak yang tau jika Madiun menyimpan kain tradisional yang khas yaitu batik Madiun. 
Batik Madiun sebenarnya sudah ada sejak jaman Mataram, karena terdapat sebagian wilayah Madiun yang dulunya menjadi kekuasaan kerajaan Mataram. Setelah sempat beberapa tahun punah, namun pada masa penjajahan Belanda, Batik Madiun mulai bangkit kembali walau hanya beberapa tahun saja. Batik Madiun sempat mengalami kejayaan pada tahun 1960-an sampai 1980-an.

Batik Madiun sering disebut Batik Kenongo. Sedikit orang yang mengenal batik khas kabupaten Madiun yang bernama Batik Kenongo. Kondisi ini memang diakui oleh pihak Pemkab Madiun. Batik Kenongo dinyatakan nyaris punah, dikarenakan hanya tersisa seorang perajin yang masih bergerak untuk membatik. Motif andalan dari Batik Kenongo adalah bunga kenanga yang memiliki makna wangi atau harum.

Motif khas lainnya yaitu batik motif Retno Kumolo yang motifnya terispirasi dari tokoh wanita zaman Kerajaan Mataram, Retno Dumilah. Retno Dumilah adalah tokoh seorang putri sekaligus ksatria yang berjuang mempertahankan wilayah Purbaya atau Kadipaten Madiun dari serangan Kerajaan Mataram pada zaman pemerintahan Kerajaan Pajang. Ciri khas batiknya ada pada gambar keris dan warna. Keris itu adalah senjatanya pahlawan Retno Dumilah yang kemudian dijadikan lambang kota Madiun. Sedangkan untuk warna cenderung mendekati biru benhur. Konon katanya, Madiun ini dekat hutan sehingga membawa kesejukan. Warna biru melambangkan kesejukan. Ciri khas yang sangat kental dan sarat pesan ini diyakini bisa menjadi daya tarik tersendiri.

Motif lainnya berupa motif beras kutah (beras tumpah) yang melambangkan Kabupaten Madiun sebagai lumbung pangan Jawa Timur sebelah barat. Motif serat jati, dan motif ini merupakan motif cerminan daerah Madiun yang sebagian besar wilayahnya adalah kawasan hutan produksi jati sebanyak 40 persen berupa hutan jati.

Sentra Batik Madiun bisa anda temukan di Desa Kenongorejo Kecamatan Pilangkenceng yang terletak 7 km dari kota Caruban, ke arah Utara. Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000 lembar setiap bulannya. Kini produksinya merosot drastis, yakni hanya tinggal 100 hingga 300 lembar setiap bulannya. Hal ini karena peminat batik mulai berkurang dan akhirnya kalah dengan tren mode kain dan pakaian dari luar negeri. Selain itu terdapat di Jalan Tuntang, Gang I, Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Terdapat pula daerah penghasil Batik Madiun yang berlokasi di Sewulan (Madiun Selatan), yang merupakan daerah dari kerajaan Mataram. Budaya membatik di daerah tersebut saat ini sudah nyaris punah ditelan oleh modernisasi teknologi dimana harga batik printing dan cap lebih murah dan harga batik tulis lebih mahal.

Seiring perkembangan jaman saat ini tinggal 5 orang yang berprofesi menjadi pembatik itupun hanya sebagai sambilan usai melakukan kegiatan rutinitas rumah tangga dan usia pembatik inipun sudan tua sedang generasi penerus tak ada yang berminat karena proses pewarnaan (wedel) atau pencelupan harus dibawa ke Bekonang Sukoharjo Jawa Tengah atau Solo.
 
Dahulu di Ponorogo ada namun pengusaha wedel tersebut meninggal dan diwariskan ke anaknya malah diboyong ke Yogyakarta, usaha wedel tersebut praktis dari tahun 1989 sampai sekarang proses pewarnaan harus ke Surakarta. Sebenarnya motif batik tradisional Madiun Selatan sama dengan di Solo maupun Yogyakarta antara lain semen romo, parang rusak, sidomukti, parang barong, bledag, dan lain sebagainya. Hanya ada satu motif kembang jeruk dengan pewarnaan colet lebih tegas dan merupakan ciri khas Batik Madiun.
Hasil produksi Batik Madiun tidak hanya dijual di wilayah Madiun saja, namun juga di sejumlah luar kota di Pulau Jawa. Seperti Jakarta, Bandung, Batu, Malang, dan sejumlah kota di Jawa Tengah.
Sampai saat ini campur tangan Pemerintah untuk melestarikan Batik Madiun belum maksimal. Selain permasalahn modal, hal lain yang membuat Batik Madiun sulit berkembang adalah tidak adanya regenerasi. Tidak ada warga sekitar yang ingin belajar dan menggeluti usaha batik.

Pihaknya sering memberikan pelatihan batik bagi ibu-ibu PKK ataupun siswa sekolah, namun setelah itu tidak ada tindak lanjutnya. 
Upaya yang dilakukan Disperindag Kabupaten Madiun adalah mengadakan lomba desain batik yang nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan batik pada generasi muda. 

Dari semua upaya ini, sangat diharapkan Batik Madiun mengalami kebangkitan, dan kembali ke era 1980-an, di mana masih ada sekitar 20 industri rumah tangga kerajinan batik di Desa Kenongorejo. Bahkan produk batiknya yang bermotif porang, dipakai sebagai seragam hari Jumat di Pusdiklat Perum Perhutani Madiun pada tahun 2011- sekarang. Penetapan motif Batik Madiun juga perlu disegerakan, tujuannya untuk menumbuhkan kembali sentra batik di Kabupaten Madiun yang selama ini terpuruk dan melestarikan budaya bangsa tentang batik. Selain itu untuk mengindari klaim dari pihak lain.
 





 




 
  

 

 

Minggu, 05 April 2015

WADUK BENING WIDAS SARADAN


Waduk Bening Widas ini dibangun tahun 1976 dan diresmikan tahun 1981. Di waduk ini terdapat gardu pandang. Tujuan utama pembangunan waduk ini selain sebagai penyedia air irigasi dan PLTM, juga digunakan untuk objek wisata.
Waduk Bening Widas Madiun yang lokasinya terletak di Kec. Saradan, Kab. Madiun, Jawa Timur, waduk yang luasnya mencapai 860 km2 .
Selain bisa memuaskan hobby memancing, tempat wisata berjarak sekitar 40 km ke arah Utara dari pusat kota Madiun ini juga menyajikan panorama alam nan hijau dan indah berupa daerah perbukitan Gunung Wilis Madiun dan Gunung Pandan Bojonegoro.

Menurut petugas penjaga tiket masuk Waduk Bening Widas untuk pengunjung di libur Tahun baru meningkat 100 % dari hari-hari biasanya.
Andalan utama Waduk Bening Widas Madiun berupa tempat pemancingan yang oke punya. pohon-pohon rindang berjejer rapi di tepi waduk dan cukup untuk menaungi para pemancing yang sedang asyik berburu ikan. Meski udara pada waktu siang hari di kawasan ini cukup terik, namun anda tak perlu risau. Banyak tempat-tempat perteduhan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat.
Ikan-ikan yang dipelihara didalam waduk seluruhnya dikelola oleh Jasa Tirta (Pemkab) Madiun. Berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, wader, dan mujair, baik berukuran besar, sedang, maupun kecil bisa ditemui disini. Jika beruntung bisa mendapatkan ikan gabus atau dorang.
Bila para pemancing yang ingin memasak langsung ikan-ikan hasil tangkapannya, mereka bisa menyewa jasa pengelola rumah makan yang banyak dibuka disekitar waduk.
Dan jika ingin membawa ikan hasil pemancingan atau menjaring dari waduk, biasanya dikenakan biaya tambahan, dihitung per kilogram dari setiap ikan yang didapatnya.

Selain tempat memancing, Waduk Bening Widas Madiun juga dilengkapi dengan taman bermain anak-anak dan beberapa perahu yang bisa disewa untuk berkeliling waduk selama 30 sampai 45 menit ditemani para pemandu wisata dari masyarakat setempat. Ada juga kandang pemeliharaan binatang kancil dan cagar alam berupa pohon-pohon langka yang sengaja ditanam dan dilindungi.

Wisata kuliner
Bagi anda yang malas bersusah-payah memancing ikan di waduk dan menunggu ikan-ikan hasil tangkapan anda diolah, bisa langsung memesan menu-menu idola di warung-warung makan yang sudah ada. Selain masakan berbagai jenis ikan air tawar, anda juga bisa memesan nasi pecel yang menjadi makanan khas Madiun dan membawa Brem sebagai oleh-oleh untuk keluarga, tetangga, atau sahabat-sahabat di rumah.


Rute perjalanan
Dari pusat kota Madiun, perjalanan memakan waktu sekitar 1 - 1,5 jam menggunakan kendaraan umum. Jalanan menuju ke Waduk Bening Widas Madiun termasuk sangat mudah dijangkau berbagai jenis kendaraan mulai dari sepeda, sepeda motor, mobil bribadi, sampai bis atau truk karena semuanya sudah beraspal baik dan berada di lokasi yang dekat dengan jalan raya Madiun - Nganjuk, tepatnya di kawasan hutan jati Saradan.Jika anda dari arah Nganjuk, tidak perlu sampai ke pusat kota Madiun lebih dulu. Begitu memasuki kawasan hutan jati Saradan, anda bisa langsung mengikuti petunjuk di tepi jalan yang akan memandu anda sampai ke Waduk Bening Widas Madiun. Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, banyak kendaraan umum yang bisa anda gunakan menuju tempat wisata ini. Semua bis mini ataupun bis besar ke arah Madiun - Nganjuk atau Surabaya (dan dari arah sebaliknya) akan melewati Waduk Bening Widas Madiun. Namun, dari pintu gerbang waduk anda masih perlu berjalan kaki sekitar 500 m untuk sampai ke tempat pemancingan dan kawasan waduk utamanya.

KERAJINAN TANGAN DARI BONGGOL JATI SARADAN




Rabu, 01 April 2015

PROFIL DESA
Kecamatan                 : Saradan
Desa                           : Sugihwaras

KONDISI UMUM DESA
Batas Wilayah           :
– Sebelah Utara        : Desa Sidorejo , Kecamatan Saradan
– Sebelah Selatan     : Desa Sebayi , Kecamatan Gemarang
– Sebelah Barat        : Desa Kaligunting , Kecamatan Mejayan
– Sebelah Timur       : Desa Nampu , Kecamatan Gemarang

TOPOGRAFI DESA
Secara umum keadaan topografi Desa Sugihwaras adalah merupakan daerah Dataran .
IKLIM
Iklim Desa Sugihwaras, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan.
Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa
Jumlah Dusun         : 7 ( Tujuh ) dusun yaitu :
  1. Sugihwaras   Kasun Sunyoto                   3 RW / 9 RT
  2. Kedungrejo Kasun Wagimin                   1 RW / 4 RT
  3. Saradan Kasun Gatot Suharyono            3 RW / 12 RT
  4. Cabe Kasun Pudjiono,                            1 RW / 4 RT
  5. Jambangan Kasun PJ. Wagiyo               2 RW / 7 RT
  6. Josaren Kasun Bonadi                            2 RW / 6 RT
  7. Nampurejo Kasun Wagiyo                     1 RW / 3 RT
KONDISI JALAN :
– Jalan tanah                       =   15.000                 M
– Jalan keras                       =   19.000                 M
– Jalan beton                       =        –                     M
– Jalan aspal                        =  12.000                  M
LUAS WILAYAH:
– Pemukiman                       =    50.200               ha
– Sawah                              =   309.400              ha
– Ladang/tegalan                 =            48               ha
– Hutan                               = 1.316.000              ha
– Perikanana/kolam             =          –                   ha
LOKASI DESA
– Jarak desa ke Kecamatan                     =         4       km
– Waktu tempuh ke Kecamatan                =         0,5   km
– Waktu tempuh ke pusat fasiltas umum
(Pasar, Kesehatan, Pemerintahan)             =         0,5   km
– Ketersediaan angkutan umum               =          3 unit  (tiap jam/hari/minggu)

PELAKU PEMERINTAH & TOKOH DI DESA
– Kepala Desa                      = SUKIMIN
– Sekretaris Desa                  = BUDIONO
– Kaur Pemerintahan            = LANTIP NUGROHO
– Kaur Pembangunan           = SUWITO
– Kaur Kesra                        = JOKO PRASETIYO
– Kaur Keuangan                 = PENI MUJI RAHAYU
– Kaur Umum                      = YUNI SETYOWATI
– Ketua LPKMD                  = JOKO DWIYONO
– Tokoh masyarakat             = –
– Tokoh agama                     = –
– Tokoh pemuda                   = AFENDI

KEPENDUDUKAN
– Jumlah penduduk             = 10.531     jiwa
   Laki – laki                        =  5.237      jiwa
   Perempuan                       =  5.294      jiwa
– Jumlah Kepala Keluarga    =  2.991      KK
Jumlah Penduduk
– Usia 0 – 14 thn                 =  2.384      Jiwa
– Usia 15 – 49 thn               = 14.476     Jiwa
– Usia 50 thn ke atas           =   1.671     Jiwa

TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT : (dalam KK/jiwa)
KAYA SEDANG RTM 63 KK 1.211 KK 1.698 KK TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD SD SMP SLTA Sarjana 15 orang 1930 orang 1690 orang 1881 orang 81 orang KONDISI DESA
– Dataran perbukitan           =     427.750  Ha
– Curah hujan rata-rata       =                     Ha
– Kondisi tanah
  • Subur              =   309.140      ha
  • Tidak subur      =                     ha
STRUKTUR MATA PENCAHARIAN PENDUDUK
– Pemilik sawah                =    600     orang
– Penyewa / penggarap      =    205     orang
– Buruh tani                      =    155     orang
PETERNAKAN
– Pemilik ternak sapi         =    550     orang
– Pemilik ternak kambing   =    400     orang
– Pemilik ternak ayam       =   1000     orang
– Pemilik ternak kerbau     =         2     orang
– Pemilik ternak itik           =      100    orang
– Buruh peternakan           =         16    orang
PERIKANAN
– Pemilik kolam ikan             =  4      orang
– Pemilik keramba/sejenis     =  2      orang
– Buruh perikanan                 =  4      orang

INDUSTRI KECIL
– Pemilik usaha kerajinan                      =    4      orang
– Pemilik usaha industri rumah tangga    =    4      orang
– Buruh industri kecil                             =   29     orang

JASA
– PNS                         =  325     orang
– Pasar desa               =      2     unit
– Warung                    =   105     unit
– Kios                         =   108     unit
– Pedagang kecil         =     80     orang
– Becak                      =      6     orang
– Ojek                         =    11     orang
– Tukang kayu/batu      =    80     orang
– Tukang jahit              =     15     orang
– Buruh lepas              =      46    orang

SEJARAH DESA SUGIHWARAS

ASAL USUL DESA
Sejarah Desa Sugihwaras menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun tidak dilepaskan dari keberadaan dusun saradan yang sebagai Pusat Ibukota dan sekaligus kecamatan. Saradan sendiri berasal dari kata “ SARAD “ ( Nyarad = Menarik kayu dengan lembu ) yang berarti tempat dimana terdpat aktivitas menarik kayu dengan menggunakan lembu.
Baru sekitar tahun 1930 an , Desa Sugihwaras yang dahulunya bernama Desa Ngablak mulai digunakan dan Saradan menjadi bagian dari Sugihwaras. Pada cerita yang digali oleh masyarakat, perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras untuk memberi harapan hidup yang lebih baik.
Sugihwaras berasal dari kata “ SUGIH “ yang artinya “ Kaya “,( diharapkan dalam segala hal masyarakat menjadi kaya,tidak hanya kaya harta tetapi juga kaya hati termasuk sabar dan tawakal ), dan “ Waras “ yang bArtinya “ Sehat “.( Tidak terkena sakit dan terhindar dari malapetaka ). Jadi perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras diharapkan membawa kehidupan yang lebih baik dimana masyarakat desa dapat menjadi berkecukupan dan selalu sehat dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.

PEMERINTAHAN
Pada zaman dahulu yang menguasai Desa adalah palang Desa.Adapun yang pernah memimpin adalah “ Mbah Tir Sudimedjo dan Soerodimedjo “. Akhirnya istilah Palang Desa dirubah menjadi lurah atau Kepala Desa. Adapun urutan Lurah atau Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Ngablak yang berubah nama menjadi Desa Sugihwaras adalah sebagi berikut :
  1. Bapak Apur
  2. Bapak Martodikromo Karmun
  3. Bapak Saiban
  4. Bapak Wirjosentono
  5. Bapak Hardjo njaman
  6. Bapak Supari
  7. Bapak Sakirun ( 1959 – 1960 )
  8. Bapak Subali ( 1961 – 1976 )
  9. Bapak Supriyadi ( 1977 – 1985 )
  10. Bapak Suratman ( 1986 – 2000 )
  11. Bapak ES.Budi rahardjo ( 2003 – 2013 )
  12. Bapak Sukimin ( 2014 – Sekarang )

Kegiatan Senam Ibu-ibu Ladys Desa Sugihwaras