Pada hari kamis tanggal 12 Nopember 2015 Kim Madiun mengadakan Sarasehan tentang bantuan sosial dan hibah...sesuai PP no 23 Tahun 2014......oleh karena itu masyarakat harus mengerti dan pada kesempatan ini KIM Kab Madiun. Sebagai kelompok Informasi masyarakat mengadakan sarasehan untuk memberikan informasi tentang pentingnya organisasi masyarakat yang berbadan hukum.akan tetapi saat ini ormas yang berbadan hukum sangat sulit dalam proses pengurusanya karena sampai sekarang belum ada PP dan Perbub yang jelas tentang tata cara mendapatkan ormas yg berbadan hukum.
Rabu, 11 November 2015
Selasa, 20 Oktober 2015
Pelatihan SDM bidang Kominfo bagi KIM Kab.Madiun
Dalam rangka peningkatan SDM kominfo bagi kelompok KIM Kab.Madiun...maka pada hari Rabu taggal 21 Oktober 2015 di adakan pelatihan bagi seluruh perwakilan anggota KIM seluruh Kab.Madiun.....adapun Materi yg di sampaikan oleh para moderator diataranya peran penting kim bagi masyarakat...kemudian juga tentang penggalian i formasi serta penyebaran informasi
Minggu, 19 April 2015
PEKAN KIM PROVINSI JAWA TIMUR DI KAB. NGANJUK
Pada tanggal 20-24 April 2015 Kab. Nganjuk menyelenggarakan pekan KIM (kelompok informasi masyarakat) se Jawa Timur.Acara tersebut dibuka langsung oleh Bapak Gubernur Jawa Timur (Pak De Karwo),pekan Kim tahun 2015 di kab. Nganjuk di hadiri oleh seluruh perwakilan KIM kab/kota se Jawa Jimur,yang tidak kalah membanggakan buat saya saat hadir dalam pembukaan acara tersebut ialah kehadiran perwakilan peserta Kim dari hampir seluruh Provinsi se Indonesia.....
Dalam sambutanya Pak De Karwo sapaan Akrab Gubernur Jawa Timur itu" Menyampaikan kepada undangan yang hadir agar kiranya pekan Kim pada kali ini supaya lebih baik dari Kim tahun Lalu serta juga lebih bermanfaat guna memberikan Informasi bagi masyarakat.Saya sanggat bangga karena merupakan perwakilan dari Kab.Madiun untuk mewakili Kim Desa Sugihwaras Kec. Saradan,Terima Kasih kepada Bapak Kepala Dinas Info Kom Kab. Madiun yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mewakili Kab.Madiun untuk mengikuti Pekan Kim Se Jawa Timur
Demikan tadi sedikit info saat saya mengikuti pembukaan pekan KIM se Jawa Timur yang akan di laksanakan selama 5 hari.....saya akan selalu mengupdate data info saat mengikut Pekan kim tersebut biar lebih memberikan info kepada masyarakat Desa Sugihwaras Khususnya dan Kab.Madiun pada Umumnya.Terima Kasih
Dalam sambutanya Pak De Karwo sapaan Akrab Gubernur Jawa Timur itu" Menyampaikan kepada undangan yang hadir agar kiranya pekan Kim pada kali ini supaya lebih baik dari Kim tahun Lalu serta juga lebih bermanfaat guna memberikan Informasi bagi masyarakat.Saya sanggat bangga karena merupakan perwakilan dari Kab.Madiun untuk mewakili Kim Desa Sugihwaras Kec. Saradan,Terima Kasih kepada Bapak Kepala Dinas Info Kom Kab. Madiun yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mewakili Kab.Madiun untuk mengikuti Pekan Kim Se Jawa Timur
Demikan tadi sedikit info saat saya mengikuti pembukaan pekan KIM se Jawa Timur yang akan di laksanakan selama 5 hari.....saya akan selalu mengupdate data info saat mengikut Pekan kim tersebut biar lebih memberikan info kepada masyarakat Desa Sugihwaras Khususnya dan Kab.Madiun pada Umumnya.Terima Kasih
Pak De Karwo Saat Membuka Pekan KIM Provinsi Jawa Timur |
Persiapan Panitia Pembukaan Pekan KIM Jawa Timur di Kab. Nganjuk |
Bapak Wakil Bupati Kab. Madiun Beserta Pimpinan Daerah Dalam Acara Pembukaan Pekan KIM |
PEMBAGIAN DANA PSKS DS SUGIHWARAS TAHUN 2015
Pada tahun 2015 ini pemerintah pusat telah mencairkan dana psks tahun 2015 dibulan april ini,dana tersebut merupakan kompensasi bagi masyarakat miskin atas kenaikan harga bbm.dan pada tanggal18 april 2015 desa sugihwaras mendapatkan giliran untk pencairan dana tersebut,sebayak 712 orang penerima dana psks hadir di balai desa.adapun pencairan dana tersebut diberikan kepada masyarakat desa sugihwaras melalui kantor pos madiun.desa sugihwaras melalui kepala desa saat memberikan informasi tentang pencairan dana tersebut menyampaikan"bahwa kami sudah siap membantu untuk kelancaran prancairan dana tersebut" karena kami tidak ingin sampai terjadi desak-desakan saat pengambilan dana psks.kami dan perangkat desa sudah menyiapakn no antrian biar semuanya lancar" kata pak sukimin(kepala desa sugihwaras).
Selasa, 14 April 2015
SARADAN TOURING CLUB
STC In PANTAI KLAYAR PACITAN
Berawal dari kata ‘tour‘ (perjalanan, wisata, tamasya), tak sedikit ‘oknum’ bikers (pengendara roda 2) yang belum memahami arti kata ‘touring‘.
Sesuai dengan judul diatas, touring yang sebenarnya adalah menikmati
perjalanan dari awal hingga sampai tujuan. Touring bukanlah harus
kebut-kebutan dan arogansi di jalanan hanya demi memangkas waktu
perjalanan bikers.
Secara pribadi, saya baru menyadari
arti
kata tersebut setelah mengikuti sesi sharing dan diskusi pada kegiatan
touring bersama komunitas STC ( Saradan Touring Club ) Kegiatan
yang diikuti Hampir 52 bikers ini, digelar pada tanggal 15-16 Maret 2014
dengan tujuan pantai Klayar,Pantai Teleng Ria Pacitan Jawa Timur
Mengusung tema ‘ YO BENe BOJO MURING SING PENTING TOURING‘,
kegiatan touring ini terbilang sangat sopan dan tertib dari kacamata
penilaian pribadi saya. Mereka lebih mengutamakan keselamatan berkendara
daripada berpacu melawan waktu. Saling menghormati sesama pengguna
jalan raya dan benar-benar santai dalam menikmati perjalanan.
“Walau berbeda tunggangan motor, bagi
kami yang terpenting adalah semangat kebersamaan dan persaudaraan.
Konsep pelaksanaan touring hanyalah sekedar selingan untuk menikmati
liburan akhir pekan. Diluar dugaan, ternyata kegiatan ini malah di
support oleh berbagai sponsor. Jadinya kami enjoy aja dalam
melaksanakannya, tak perlu terburu-buru dan bahkan bisa saling
mengakrabkan teman-teman yang mengikuti touring ini!” kata Bapak Camat Saradan ( Pembina STC ), saat saya menanyakan motivasi dari kegiatan tersebut.
Pada
sesi sharing dan diskusi, serta pembekalan sebelum berangkat kata P.Eko
yang terpenting dalam kegiatan ini adalah refresing serta
kebersamaan,biar lambat asal selamat sambil tertawa hehehehehheheh
Inilah Momen-Momen STC( Saradan Touring Club ) Mulai dari Kecamatan Saradan Sampai Pantai Klayar Pacitan
|
Drs.M.JOHAN ARIF EFFENDY |
Persiapan Touring |
Mekipun Makan Seadanya yang penting kebersanaanya |
Tak Ada Meja Lesehan Depan Tokopun jadi |
Motor P.Lurah Sidorejo Mengalami Pecah Ban Karena Medan yg sulit |
P.Sek Cam Dan P.Suwadi |
P.Camat Saradan |
Mampir Dulu di Pemandian Banyu Anget Pacitan |
Lelah Perjalanan Mandi Achhhhhh |
Makan Malam Bersama P. Camat |
Jogetan Yuks.......Pantai Klayar Pacitan |
Persiapan Kembali Ke Madiun |
Mampir Dulu Pantai Teleg Ria |
P. Sek Ngepeh Borong Cumi N Tuna |
Narsis Dulu bersama STC ( Saradan Touring Club ) |
Kamis, 09 April 2015
BATIK MADIUN
Kabupaten
Madiun terletak di wilayah Provinsi Jawa Timur, kabupaten ini berbatasan
dengan Kabupaten Bojonegoro di utara, Kabupaten Nganjuk di timur,
Kabupaten Ponorogo di selatan, serta Kabupaten Magetan dan Kabupaten
Ngawi di barat. Kabupaten Madiun dilintasi jalur utama
Surabaya-Yogyakarta, dan kabupaten ini juga dilintasi jalur kereta api
lintas selatan Pulau Jawa. Bagian utara wilayah Madiun berupa
perbukitan, yakni bagian dari rangkaian Pegunungan Kendeng. Bagian
tengah merupakan dataran tinggi dan bergelombang. Sedang bagian tenggara
berupa pegunungan, bagian dari kompleks Gunung Wilis dan Gunung Liman.
Potensi alam yang mempesona banyak
menginspirasi para pengrajin batik untuk menciptakan motif batik khas
Madiun. Tak banyak yang tau jika Madiun menyimpan kain tradisional yang
khas yaitu batik Madiun.
Batik Madiun sebenarnya sudah ada sejak jaman
Mataram, karena terdapat sebagian wilayah Madiun yang dulunya menjadi
kekuasaan kerajaan Mataram. Setelah sempat beberapa tahun punah, namun
pada masa penjajahan Belanda, Batik Madiun mulai bangkit kembali walau
hanya beberapa tahun saja. Batik Madiun sempat mengalami kejayaan pada
tahun 1960-an sampai 1980-an.
Batik Madiun sering disebut Batik Kenongo.
Sedikit orang yang mengenal batik khas kabupaten Madiun yang bernama
Batik Kenongo. Kondisi ini memang diakui oleh pihak Pemkab Madiun. Batik
Kenongo dinyatakan nyaris punah, dikarenakan hanya tersisa seorang
perajin yang masih bergerak untuk membatik. Motif andalan dari Batik
Kenongo adalah bunga kenanga yang memiliki makna wangi atau harum.
Motif khas lainnya yaitu batik motif Retno
Kumolo yang motifnya terispirasi dari tokoh wanita zaman Kerajaan
Mataram, Retno Dumilah. Retno Dumilah adalah tokoh seorang putri
sekaligus ksatria yang berjuang mempertahankan wilayah Purbaya atau
Kadipaten Madiun dari serangan Kerajaan Mataram pada zaman pemerintahan
Kerajaan Pajang. Ciri khas batiknya ada pada gambar keris dan warna.
Keris itu adalah senjatanya pahlawan Retno Dumilah yang kemudian
dijadikan lambang kota Madiun. Sedangkan untuk warna cenderung mendekati
biru benhur. Konon katanya, Madiun ini dekat hutan sehingga membawa
kesejukan. Warna biru melambangkan kesejukan. Ciri khas yang sangat
kental dan sarat pesan ini diyakini bisa menjadi daya tarik tersendiri.
Motif lainnya berupa motif beras kutah
(beras tumpah) yang melambangkan Kabupaten Madiun sebagai lumbung pangan
Jawa Timur sebelah barat. Motif serat jati, dan motif ini merupakan
motif cerminan daerah Madiun yang sebagian besar wilayahnya adalah
kawasan hutan produksi jati sebanyak 40 persen berupa hutan jati.
Sentra Batik Madiun bisa anda temukan di
Desa Kenongorejo Kecamatan Pilangkenceng yang terletak 7 km dari kota
Caruban, ke arah Utara. Batik di kawasan ini mengalami puncaknya pada
tahun 1960-an, kala itu produksi batik mencapai 6.000 hingga 7.000
lembar setiap bulannya. Kini produksinya merosot drastis, yakni hanya
tinggal 100 hingga 300 lembar setiap bulannya. Hal ini karena peminat
batik mulai berkurang dan akhirnya kalah dengan tren mode kain dan
pakaian dari luar negeri. Selain itu terdapat di Jalan Tuntang, Gang I,
Kelurahan Pandean, Kecamatan Taman, Kota Madiun. Terdapat pula daerah penghasil Batik Madiun
yang berlokasi di Sewulan (Madiun Selatan), yang merupakan daerah dari
kerajaan Mataram. Budaya membatik di daerah tersebut saat ini sudah
nyaris punah ditelan oleh modernisasi teknologi dimana harga batik
printing dan cap lebih murah dan harga batik tulis lebih mahal.
Seiring
perkembangan jaman saat ini tinggal 5 orang yang berprofesi menjadi
pembatik itupun hanya sebagai sambilan usai melakukan kegiatan rutinitas
rumah tangga dan usia pembatik inipun sudan tua sedang generasi penerus
tak ada yang berminat karena proses pewarnaan (wedel) atau pencelupan
harus dibawa ke Bekonang Sukoharjo Jawa Tengah atau Solo.
Dahulu di
Ponorogo ada namun pengusaha wedel tersebut meninggal dan diwariskan ke
anaknya malah diboyong ke Yogyakarta, usaha wedel tersebut praktis dari
tahun 1989 sampai sekarang proses pewarnaan harus ke Surakarta.
Sebenarnya motif batik tradisional Madiun Selatan sama dengan di Solo
maupun Yogyakarta antara lain semen romo, parang rusak, sidomukti,
parang barong, bledag, dan lain sebagainya. Hanya ada satu motif kembang
jeruk dengan pewarnaan colet lebih tegas dan merupakan ciri khas Batik
Madiun.
Hasil
produksi Batik Madiun tidak hanya dijual di wilayah Madiun saja, namun
juga di sejumlah luar kota di Pulau Jawa. Seperti Jakarta, Bandung,
Batu, Malang, dan sejumlah kota di Jawa Tengah.
Sampai saat ini campur tangan Pemerintah
untuk melestarikan Batik Madiun belum maksimal. Selain permasalahn
modal, hal lain yang membuat Batik Madiun sulit berkembang adalah tidak
adanya regenerasi. Tidak ada warga sekitar yang ingin belajar dan
menggeluti usaha batik.
Pihaknya sering memberikan pelatihan batik bagi
ibu-ibu PKK ataupun siswa sekolah, namun setelah itu tidak ada tindak
lanjutnya.
Upaya yang dilakukan Disperindag Kabupaten Madiun adalah
mengadakan lomba desain batik yang nantinya diharapkan dapat menumbuhkan
kecintaan batik pada generasi muda.
Dari semua upaya ini, sangat
diharapkan Batik Madiun mengalami kebangkitan, dan kembali ke era
1980-an, di mana masih ada sekitar 20 industri rumah tangga kerajinan
batik di Desa Kenongorejo. Bahkan produk batiknya yang bermotif porang,
dipakai sebagai seragam hari Jumat di Pusdiklat Perum Perhutani Madiun
pada tahun 2011- sekarang. Penetapan motif Batik Madiun juga perlu
disegerakan, tujuannya untuk menumbuhkan kembali sentra batik di
Kabupaten Madiun yang selama ini terpuruk dan melestarikan budaya bangsa
tentang batik. Selain itu untuk mengindari klaim dari pihak lain.
Minggu, 05 April 2015
WADUK BENING WIDAS SARADAN
Waduk Bening Widas ini dibangun tahun 1976 dan diresmikan tahun 1981. Di waduk ini terdapat gardu pandang. Tujuan utama pembangunan waduk ini selain sebagai penyedia air irigasi dan PLTM, juga digunakan untuk objek wisata.
Waduk Bening Widas Madiun yang lokasinya terletak di Kec. Saradan, Kab. Madiun, Jawa Timur, waduk yang luasnya mencapai 860 km2 .
Selain bisa memuaskan hobby memancing, tempat wisata berjarak sekitar 40 km ke arah Utara dari pusat kota Madiun ini juga menyajikan panorama alam nan hijau dan indah berupa daerah perbukitan Gunung Wilis Madiun dan Gunung Pandan Bojonegoro.
Menurut petugas penjaga tiket masuk Waduk Bening Widas untuk pengunjung di libur Tahun baru meningkat 100 % dari hari-hari biasanya.
Andalan utama Waduk Bening Widas Madiun berupa tempat pemancingan yang oke punya. pohon-pohon rindang berjejer rapi di tepi waduk dan cukup untuk menaungi para pemancing yang sedang asyik berburu ikan. Meski udara pada waktu siang hari di kawasan ini cukup terik, namun anda tak perlu risau. Banyak tempat-tempat perteduhan yang bisa dimanfaatkan untuk beristirahat.
Ikan-ikan yang dipelihara didalam waduk seluruhnya dikelola oleh Jasa Tirta (Pemkab) Madiun. Berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, wader, dan mujair, baik berukuran besar, sedang, maupun kecil bisa ditemui disini. Jika beruntung bisa mendapatkan ikan gabus atau dorang.
Bila para pemancing yang ingin memasak langsung ikan-ikan hasil tangkapannya, mereka bisa menyewa jasa pengelola rumah makan yang banyak dibuka disekitar waduk.
Dan jika ingin membawa ikan hasil pemancingan atau menjaring dari waduk, biasanya dikenakan biaya tambahan, dihitung per kilogram dari setiap ikan yang didapatnya.
Selain tempat memancing, Waduk Bening Widas Madiun juga dilengkapi dengan taman bermain anak-anak dan beberapa perahu yang bisa disewa untuk berkeliling waduk selama 30 sampai 45 menit ditemani para pemandu wisata dari masyarakat setempat. Ada juga kandang pemeliharaan binatang kancil dan cagar alam berupa pohon-pohon langka yang sengaja ditanam dan dilindungi.
Wisata kuliner
Bagi
anda yang malas bersusah-payah memancing ikan di waduk dan menunggu
ikan-ikan hasil tangkapan anda diolah, bisa langsung memesan menu-menu
idola di warung-warung makan yang sudah ada. Selain masakan berbagai
jenis ikan air tawar, anda juga bisa memesan nasi pecel yang menjadi
makanan khas Madiun dan membawa Brem sebagai oleh-oleh untuk keluarga,
tetangga, atau sahabat-sahabat di rumah.
Rute perjalanan
Dari
pusat kota Madiun, perjalanan memakan waktu sekitar 1 - 1,5 jam
menggunakan kendaraan umum. Jalanan menuju ke Waduk Bening Widas Madiun
termasuk sangat mudah dijangkau berbagai jenis kendaraan mulai dari
sepeda, sepeda motor, mobil bribadi, sampai bis atau truk karena
semuanya sudah beraspal baik dan berada di lokasi yang dekat dengan
jalan raya Madiun - Nganjuk, tepatnya di kawasan hutan jati Saradan.Jika
anda dari arah Nganjuk, tidak perlu sampai ke pusat kota Madiun lebih
dulu. Begitu memasuki kawasan hutan jati Saradan, anda bisa langsung
mengikuti petunjuk di tepi jalan yang akan memandu anda sampai ke Waduk
Bening Widas Madiun. Bagi yang tidak membawa kendaraan pribadi, banyak
kendaraan umum yang bisa anda gunakan menuju tempat wisata ini. Semua
bis mini ataupun bis besar ke arah Madiun - Nganjuk atau Surabaya (dan
dari arah sebaliknya) akan melewati Waduk Bening Widas Madiun. Namun,
dari pintu gerbang waduk anda masih perlu berjalan kaki sekitar 500 m
untuk sampai ke tempat pemancingan dan kawasan waduk utamanya.
Rabu, 01 April 2015
PROFIL DESA
Kecamatan : Saradan
Desa : Sugihwaras
KONDISI UMUM DESA
Batas Wilayah :
– Sebelah Utara : Desa Sidorejo , Kecamatan Saradan
– Sebelah Selatan : Desa Sebayi , Kecamatan Gemarang
– Sebelah Barat : Desa Kaligunting , Kecamatan Mejayan
– Sebelah Timur : Desa Nampu , Kecamatan Gemarang
TOPOGRAFI DESA
Secara umum keadaan topografi Desa Sugihwaras adalah merupakan daerah Dataran .
IKLIM
Iklim Desa Sugihwaras, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan.
Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa
Jumlah Dusun : 7 ( Tujuh ) dusun yaitu :
– Jalan tanah = 15.000 M
– Jalan keras = 19.000 M
– Jalan beton = – M
– Jalan aspal = 12.000 M
LUAS WILAYAH:
– Pemukiman = 50.200 ha
– Sawah = 309.400 ha
– Ladang/tegalan = 48 ha
– Hutan = 1.316.000 ha
– Perikanana/kolam = – ha
LOKASI DESA
– Jarak desa ke Kecamatan = 4 km
– Waktu tempuh ke Kecamatan = 0,5 km
– Waktu tempuh ke pusat fasiltas umum
(Pasar, Kesehatan, Pemerintahan) = 0,5 km
– Ketersediaan angkutan umum = 3 unit (tiap jam/hari/minggu)
PELAKU PEMERINTAH & TOKOH DI DESA
– Kepala Desa = SUKIMIN
– Sekretaris Desa = BUDIONO
– Kaur Pemerintahan = LANTIP NUGROHO
– Kaur Pembangunan = SUWITO
– Kaur Kesra = JOKO PRASETIYO
– Kaur Keuangan = PENI MUJI RAHAYU
– Kaur Umum = YUNI SETYOWATI
– Ketua LPKMD = JOKO DWIYONO
– Tokoh masyarakat = –
– Tokoh agama = –
– Tokoh pemuda = AFENDI
KEPENDUDUKAN
– Jumlah penduduk = 10.531 jiwa
Laki – laki = 5.237 jiwa
Perempuan = 5.294 jiwa
– Jumlah Kepala Keluarga = 2.991 KK
Jumlah Penduduk
– Usia 0 – 14 thn = 2.384 Jiwa
– Usia 15 – 49 thn = 14.476 Jiwa
– Usia 50 thn ke atas = 1.671 Jiwa
TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT : (dalam KK/jiwa)
KAYA SEDANG RTM 63 KK 1.211 KK 1.698 KK TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD SD SMP SLTA Sarjana 15 orang 1930 orang 1690 orang 1881 orang 81 orang KONDISI DESA
– Dataran perbukitan = 427.750 Ha
– Curah hujan rata-rata = Ha
– Kondisi tanah
– Pemilik sawah = 600 orang
– Penyewa / penggarap = 205 orang
– Buruh tani = 155 orang
PETERNAKAN
– Pemilik ternak sapi = 550 orang
– Pemilik ternak kambing = 400 orang
– Pemilik ternak ayam = 1000 orang
– Pemilik ternak kerbau = 2 orang
– Pemilik ternak itik = 100 orang
– Buruh peternakan = 16 orang
PERIKANAN
– Pemilik kolam ikan = 4 orang
– Pemilik keramba/sejenis = 2 orang
– Buruh perikanan = 4 orang
INDUSTRI KECIL
– Pemilik usaha kerajinan = 4 orang
– Pemilik usaha industri rumah tangga = 4 orang
– Buruh industri kecil = 29 orang
JASA
– PNS = 325 orang
– Pasar desa = 2 unit
– Warung = 105 unit
– Kios = 108 unit
– Pedagang kecil = 80 orang
– Becak = 6 orang
– Ojek = 11 orang
– Tukang kayu/batu = 80 orang
– Tukang jahit = 15 orang
– Buruh lepas = 46 orang
SEJARAH DESA SUGIHWARAS
ASAL USUL DESA
Sejarah Desa Sugihwaras menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun tidak dilepaskan dari keberadaan dusun saradan yang sebagai Pusat Ibukota dan sekaligus kecamatan. Saradan sendiri berasal dari kata “ SARAD “ ( Nyarad = Menarik kayu dengan lembu ) yang berarti tempat dimana terdpat aktivitas menarik kayu dengan menggunakan lembu.
Baru sekitar tahun 1930 an , Desa Sugihwaras yang dahulunya bernama Desa Ngablak mulai digunakan dan Saradan menjadi bagian dari Sugihwaras. Pada cerita yang digali oleh masyarakat, perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras untuk memberi harapan hidup yang lebih baik.
Sugihwaras berasal dari kata “ SUGIH “ yang artinya “ Kaya “,( diharapkan dalam segala hal masyarakat menjadi kaya,tidak hanya kaya harta tetapi juga kaya hati termasuk sabar dan tawakal ), dan “ Waras “ yang bArtinya “ Sehat “.( Tidak terkena sakit dan terhindar dari malapetaka ). Jadi perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras diharapkan membawa kehidupan yang lebih baik dimana masyarakat desa dapat menjadi berkecukupan dan selalu sehat dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.
PEMERINTAHAN
Pada zaman dahulu yang menguasai Desa adalah palang Desa.Adapun yang pernah memimpin adalah “ Mbah Tir Sudimedjo dan Soerodimedjo “. Akhirnya istilah Palang Desa dirubah menjadi lurah atau Kepala Desa. Adapun urutan Lurah atau Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Ngablak yang berubah nama menjadi Desa Sugihwaras adalah sebagi berikut :
Kecamatan : Saradan
Desa : Sugihwaras
KONDISI UMUM DESA
Batas Wilayah :
– Sebelah Utara : Desa Sidorejo , Kecamatan Saradan
– Sebelah Selatan : Desa Sebayi , Kecamatan Gemarang
– Sebelah Barat : Desa Kaligunting , Kecamatan Mejayan
– Sebelah Timur : Desa Nampu , Kecamatan Gemarang
TOPOGRAFI DESA
Secara umum keadaan topografi Desa Sugihwaras adalah merupakan daerah Dataran .
IKLIM
Iklim Desa Sugihwaras, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Sugihwaras Kecamatan Saradan.
Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa
Jumlah Dusun : 7 ( Tujuh ) dusun yaitu :
- Sugihwaras Kasun Sunyoto 3 RW / 9 RT
- Kedungrejo Kasun Wagimin 1 RW / 4 RT
- Saradan Kasun Gatot Suharyono 3 RW / 12 RT
- Cabe Kasun Pudjiono, 1 RW / 4 RT
- Jambangan Kasun PJ. Wagiyo 2 RW / 7 RT
- Josaren Kasun Bonadi
2 RW / 6 RT - Nampurejo Kasun Wagiyo 1 RW / 3 RT
– Jalan tanah = 15.000 M
– Jalan keras = 19.000 M
– Jalan beton = – M
– Jalan aspal = 12.000 M
LUAS WILAYAH:
– Pemukiman
– Sawah
– Ladang/tegalan = 48 ha
– Hutan
– Perikanana/kolam = – ha
LOKASI DESA
– Jarak desa ke Kecamatan
– Waktu tempuh ke Kecamatan = 0,5 km
– Waktu tempuh ke pusat fasiltas umum
(Pasar, Kesehatan, Pemerintahan) = 0,5 km
– Ketersediaan angkutan umum = 3 unit (tiap jam/hari/minggu)
PELAKU PEMERINTAH & TOKOH DI DESA
– Kepala Desa = SUKIMIN
– Sekretaris Desa = BUDIONO
– Kaur Pemerintahan = LANTIP NUGROHO
– Kaur Pembangunan = SUWITO
– Kaur Kesra = JOKO PRASETIYO
– Kaur Keuangan = PENI MUJI RAHAYU
– Kaur Umum = YUNI SETYOWATI
– Ketua LPKMD = JOKO DWIYONO
– Tokoh masyarakat = –
– Tokoh agama = –
– Tokoh pemuda = AFENDI
KEPENDUDUKAN
– Jumlah penduduk = 10.531 jiwa
Laki – laki = 5.237 jiwa
Perempuan = 5.294 jiwa
– Jumlah Kepala Keluarga = 2.991 KK
Jumlah Penduduk
– Usia 0 – 14 thn = 2.384 Jiwa
– Usia 15 – 49 thn = 14.476 Jiwa
– Usia 50 thn ke atas = 1.671 Jiwa
TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT : (dalam KK/jiwa)
KAYA SEDANG RTM 63 KK 1.211 KK 1.698 KK TINGKAT PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD SD SMP SLTA Sarjana 15 orang 1930 orang 1690 orang 1881 orang 81 orang KONDISI DESA
– Dataran perbukitan = 427.750 Ha
– Curah hujan rata-rata = Ha
– Kondisi tanah
- Subur = 309.140 ha
- Tidak subur = ha
– Pemilik sawah = 600 orang
– Penyewa / penggarap = 205 orang
– Buruh tani = 155 orang
PETERNAKAN
– Pemilik ternak sapi = 550 orang
– Pemilik ternak kambing = 400 orang
– Pemilik ternak ayam = 1000 orang
– Pemilik ternak kerbau = 2 orang
– Pemilik ternak itik = 100 orang
– Buruh peternakan = 16 orang
PERIKANAN
– Pemilik kolam ikan = 4 orang
– Pemilik keramba/sejenis = 2 orang
– Buruh perikanan = 4 orang
INDUSTRI KECIL
– Pemilik usaha kerajinan = 4 orang
– Pemilik usaha industri rumah tangga = 4 orang
– Buruh industri kecil
JASA
– PNS = 325 orang
– Pasar desa = 2 unit
– Warung = 105 unit
– Kios = 108 unit
– Pedagang kecil = 80 orang
– Becak = 6 orang
– Ojek = 11 orang
– Tukang kayu/batu = 80 orang
– Tukang jahit = 15 orang
– Buruh lepas = 46 orang
SEJARAH DESA SUGIHWARAS
ASAL USUL DESA
Sejarah Desa Sugihwaras menurut cerita yang diwariskan secara turun temurun tidak dilepaskan dari keberadaan dusun saradan yang sebagai Pusat Ibukota dan sekaligus kecamatan. Saradan sendiri berasal dari kata “ SARAD “ ( Nyarad = Menarik kayu dengan lembu ) yang berarti tempat dimana terdpat aktivitas menarik kayu dengan menggunakan lembu.
Baru sekitar tahun 1930 an , Desa Sugihwaras yang dahulunya bernama Desa Ngablak mulai digunakan dan Saradan menjadi bagian dari Sugihwaras. Pada cerita yang digali oleh masyarakat, perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras untuk memberi harapan hidup yang lebih baik.
Sugihwaras berasal dari kata “ SUGIH “ yang artinya “ Kaya “,( diharapkan dalam segala hal masyarakat menjadi kaya,tidak hanya kaya harta tetapi juga kaya hati termasuk sabar dan tawakal ), dan “ Waras “ yang bArtinya “ Sehat “.( Tidak terkena sakit dan terhindar dari malapetaka ). Jadi perubahan nama Desa Ngablak menjadi Desa Sugihwaras diharapkan membawa kehidupan yang lebih baik dimana masyarakat desa dapat menjadi berkecukupan dan selalu sehat dalam lindungan Tuhan yang Maha Esa.
PEMERINTAHAN
Pada zaman dahulu yang menguasai Desa adalah palang Desa.Adapun yang pernah memimpin adalah “ Mbah Tir Sudimedjo dan Soerodimedjo “. Akhirnya istilah Palang Desa dirubah menjadi lurah atau Kepala Desa. Adapun urutan Lurah atau Kepala Desa yang pernah menjabat di Desa Ngablak yang berubah nama menjadi Desa Sugihwaras adalah sebagi berikut :
- Bapak Apur
- Bapak Martodikromo Karmun
- Bapak Saiban
- Bapak Wirjosentono
- Bapak Hardjo njaman
- Bapak Supari
- Bapak Sakirun ( 1959 – 1960 )
- Bapak Subali ( 1961 – 1976 )
- Bapak Supriyadi ( 1977 – 1985 )
- Bapak Suratman ( 1986 – 2000 )
- Bapak ES.Budi rahardjo ( 2003 – 2013 )
- Bapak Sukimin ( 2014 – Sekarang )
Langganan:
Postingan (Atom)